JODY BINTANG HUTABARAT_UTS_BK KARIR

  Nama : Jody Bintang Hutabarat

  Nim    : 1192451002

TEORI KARIR JHON HOLAND



Haloo........

  Apa kabar kalian para pemburu informasi? Mudah mudahan baik-baik aja. Pada topik kali ini kita akan membahas tentang teori karir menurut ahli bernama Jhon Holand. Sttttt seperti pepatah mengatakan " tak kenal maka tak sayang " jadi alangkah lebih baik nya kalau kita mengetahui terlebih dahulu biografi dari Jhon Holand.

 Biografi Jhon Holand


    John Lewis Holland (21 Oktober 1919 - 27 November 2008) adalah seorang Profesor Sosiologi Emeritus di Universitas Johns Hopkins dan seorang psikolog Amerika. Dia meninggal pada tanggal 27 November 2008, di Union Memorial Hospital. Holland paling dikenal sebagai pencipta model pengembangan karir, Tema Kerja Holland (Holland Codes).
     Holland lahir pada tanggal 21 Oktober 1919 di Omaha, Nebraska, merupakan salah satu anak dari empat bersaudara. Ayahnya berimigrasi dari Inggris ke AS ketika ia berusia 20 dan bekerja sebagai buruh, sedangkan ibunya adalah seorang guru sekolah dasar. Holland akhirnya mempelajari psikologi di Perancis dan matematika di Universitas Kota Omaha (sekarang University of Nebraska di Omaha) dan lulus pada tahun 1942.    


Sejarah Teori Tipologi Karier Jhon Holand 



     Pada awal munculnya teori bimbingan dan konseling yang berawal dari pelaksanaan vocational guidance (bimbingan jabatan), banyak tokoh yang berusaha untuk menganalisis vocational guidance dari beberapa sudut pandang yang berbeda. Beberapa tokoh itu antara lain Bordin, Happock, Donald E. Super, dan Anne Roe ( 1943, 1957, 1957 dan 1957), telah memaparkan teori tentang pemilihan karir atau jabatan.
    Namun, dari beberapa tokoh yang disebut diatas ditemukan pada beberapa teori pilihan pekerjaan yang dikemukakan tampaknya memiliki kekurangan-kekurangan. Dalam teorinya, Donald E. Super menjelaskan bahwa dalam kematangan bekerja dan konsep diri (self-concept) merupakan dua proses perkembangan yang berhubungan dan merupakan tulang punggung teori yang dikemukakan. Pada teori tersebut Donald E. Super masih menjelaskan masalah perkembangan atau pemilihan jabatan secara umum.
       Kemudian, pada teori yang dikembangkan oleh Bordin, Happock, dan Anne Roe, masih juga terlihat kekurangannya yaitu pada teori mereka hanya dikembangkan secara sempit dan hanya menekankan salah satu aspek saja. Misalnya, menekankan pada aspek pemusatan pada konsep diri (self concept centered), pemusatan kepada kebutuhan (need centered), atau berorientasi pada etiologi.
        Dari beberapa tokoh yang mengembangkan teori pilihan jabatan diatas, muncul John L. Holland dengan teori yang mengajukan teori dengan pendekatan yang lebih komprehensif dengan memadukan ilmu-ilmu yang ada. Untuk itu, dalam tulisan ini penulis akan lebih menjelaskan teori pilihan jabatan yang dikembangkan oleh John L. Holland.
     Holland berpegang pada keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan rekreatif dan banyak kesukaan yang lain (Winkel & Hastuti, 2005 : 636-637). 
 Secara logis untuk menangani permasalahanpermasalahan yang dihadapinya. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih tertarik pada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya secara rasional. Sosial; Lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan dengan orang lain, dimana hal itu diperlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengubah perilaku untuk berkomunikasi dengan orang lain. Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain.       Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, dan lebih berorientasi pada perasaan. Contoh pekerjaan orang dengan model sosial ini adalah guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis. Di dalam proses konseling, orang tipe ini mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan sosial yang lain. 

Prinsip-prinsip Kepribadian Holland



Kepribadian seseorang menurut Holland merupakan hasil dari keturunan dan pengaruh lingkungan (Osipow, 1983: 84). Winkel & Hastuti (2005: 634-635) menjelaskan bahwa pandangan Holland mencakup tiga ide dasar, yaitu :
  • 1. Semua orang dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh mereka mendekati salah satu di antara enam tipe kepribadian, yaitu : Tipe Realistik (The Realistik Type), Tipe Peneliti/Pengusut (The Investigative Type), Tipe Seniman (The Artistic Type), Tipe Sosial (The Social Type), Tipe Pengusaha (The Enterprising Type), dan Tipe Konvensional (Conventional Type). Semakin mirip seseorang dengan salah satu di antara enam tipe itu, makin tampaklah padanya ciri-ciri dan corak perilaku yang khas untuk tipe bersangkutan. Setiap tipe kepribadian adalah suatu tipe teoritis atau tipe ideal, yang merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor internal dan eksternal. Berdasarkan interaksi itu manusia muda belajar lebih menyukai kegiatan/aktivitas tertentu, yang kemudian melahirkan suatu minat kuat yang pada gilirannya menumbuhkan kemampuan dan keterampilan tertentu. Kombinasi dari minat dan kemampuan itu menciptakan suatu disposisi yang bersifat sangat pribadi untuk menafsirkan, bersikap, berpikir, dan bertindak dengan cara-cara tertentu. Profil total dari keseluruhan kemiripan dalam urutan pertama ke bawah, menampakkan pola kepribadian seseorang (the individual’s personality pattern ). Usaha untuk menentukan profil total itu dapat digunakan berbagai metode seperti testing psikologis dan analisis sejarah hidup sehubungan dengan aspirasi okupasi. 
  • 2. Berbagai lingkungan yang di dalamnya orang hidup dan bekerja, dapat digolongkan menurut patokan sampai berapa jauh suatu lingkungan tertentu mendekati salah satu model lingkungan (a model environment),
  • 3. Perpaduan antara tipe kepribadian tertentu dan model lingkungan yang sesuai menghasilkan keselarasan dan kecocokan okupasional (occupational homogenity), sehingga seseorang dapat mengembangkan diri dalam lingkungan okupasi tertentu dan merasa puas. Perpaduan dan pencocokan antara tiap tipe kepribadian dan suatu model lingkungan memungkinkan meramalkan pilihan okupasi, keberhasilan, stabilitas seseorang dalam okupasi yang dipangku. Orang yang memasuki lingkungan okupasi yang jauh dari tipe kepribadian yang paling khas baginya akan mengalami konflik dan tidak akan merasa puas, sehingga cenderung untuk meninggalkan lingkungan okupasi itu dan mencari lingkungan lain yang lebih cocok baginya.

 

Manrihu (1992: 70) berpendapat bahwa ada empat asumsi yang merupakan jantung teori Holland, yaitu :
1. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe: Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (suka berusaha), dan Konvensional.
2. Ada enam jenis lingkungan : Realistik, Investigatif, Artistik, Sosial, Giat (suka berusaha), dan Konvensional.
3. Orang menyelidiki lingkungan-lingkungan yang akan membiarkan atau memungkinkannya untuk melatih keterampilan-keterampilan dan kemampuan-kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan menerima masalah-masalah serta peranan-peranan yang sesuai.
4. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan ciri-ciri lingkungannya.

 

Holland berpegang pada keyakinan, bahwa suatu minat yang menyangkut pekerjaan dan okupasi adalah hasil perpaduan dari sejarah hidup seseorang dan keseluruhan kepribadiannya, sehingga minat tertentu akhirnya menjadi suatu ciri kepribadian yang berupa ekspresi diri dalam bidang pekerjaan, bidang studi akademik, hobi inti, berbagai kegiatan rekreatif dan banyak kesukaan yang lain (Winkel & Hastuti, 2005: 636-637).
Holland (Manrihu, 1992: 77-78) juga menambah tiga asumsi tentang orang-orang dan lingkungan-lingkungan, asumsi-asumsi ini adalah:





1. Konsistensi
Pada diri seseorang atau lingkungan, beberapa pasangan tipe lebih dekat hubungannya dari pada yang lainnya. Misalnya, tipe-tipe realistik dan investigatif lebih banyak persamaannya daripada tipe-tipe konvensional dan artistik. Konsistensi adalah tingkat hubungan antara tipe-tipe kepribadian atau antara model-model lingkungan. Taraf-taraf konsistensi atau keterhubungan diasumsikan mempengaruhi preferensi vokasional. Misalnya, orang yang paling menyerupai tipe realistik dan paling menyerupai berikutnya dengan tipe investigatif (orang yang realistik-investigatif) seharusnya lebih dapat diramalkan daripada orang yang realistik-sosial.
2. Diferensiasi
Beberapa orang atau lingkungan lebih dibatasi secara jelas daripada yang lainnya. Misalnya, seseorang mungkin sangat menyerupai suatu tipe dan menunjukkan sedikit kesamaan dengan tipe- tipe lainnya, atau suatu lingkungan mungkin sebagian besar didominasi oleh suatu tipe tunggal. Sebaliknya, orang yang menyerupai banyak tipe atau suatu lingkungan yang bercirikan kira-kira sama dengan keenam tipe tersebut tidak terdiferensiasi atau kurang terdefinisikan. Taraf di mana seseorang atau suatu lingkungan terdefinisikan dengan baik adalah taraf diferensiasinya.
3. Kongruensi
Berbagai tipe memerlukan berbagai lingkungan. Misalnya, tipe-tipe realistik tumbuh dengan subur dalam lingkungan-lingkungan realistik karena lingkungan seperti itu memberikan kesempatan-kesempatan dan menghargai kebutuhan-kebutuhan tipe realistik. Ketidakharmonisan (incongruence) terjadi bila suatu tipe hidup dalam suatu lingkungan yang menyediakan kesempatan-kesempatan dan penghargaan-penghargaan yang asing bagi preferensi-preferensi ah8tau kemampuan-kemampuan orang itu misalnya, tipe realistik dalam suatu lingkungan sosial.

Tipe-tipe kepribadian menurut John L. Holland



        Pada teori yang dikembangkan oleh John L. Holland menjelaskan bahwa suatu pemilihan pekerjaan atau jabatan merupakan hasil dari interaksi antara factor hereditas (keturunan) dengan segala pengaruh budaya, teman bergaul, orang tua, dan orang dewasa yang dianggap memiliki peranan yang penting. Selain itu John L. Holland juga merumuskan tipe-tipe (golongan) kepribadian dalam pemilihan pekerjaan berdasarkan atas inventori kepribadian yang disusun atas dasar minat.
    Dan setiap tipe-tipe kepribadian itu dijabarkan ke dalam suatu model teori yang disebut model orientasi (the model orientation). Model orientasi ini merupakan suatu rumpun perilaku- perilaku penyesuaian yang khas. Setiap orang memiliki urutan orientasi yang berbeda-beda, dan hal inilah yang menyebabkan mengapa setiap orang itu mempunyai corak hidup yang berbeda-beda.
Holland dalam Teori Tipologi Karir mengenai Perilaku Vokasional berpendapat bahwa penting membangun keterkaitan atau kecocokan antara tipe kepribadian individu dan pemilihan karir tertentu. Intinya pemilihan dan penyesuaian karir merupakan gambaran dari kepribadian seseorang. Beberapa hal yang mempengaruhi Teori Holland antara lain usia, gender, kelas sosial, inteligensi dan pendidikan.
Adapun model orientasi yang dijabarkan oleh John L. Holland adalah:
1. Realistis
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan kerja yang berorientasi kepada penerapan. Ciri-cirinya yaitu; mengutamakan kejantanan, kekuatan otot, ketrampilan fisik, mempunyai kecakapan, dan koordinasi motorik yang kuat, kurang memiliki kecakapan verbal, konkrit, bekerja praktis, kurang memiliki ketrampilan social, serta kurang peka dalam hubungan dengan orang lain.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah operator mesin/radio, supir truk, petani, penerbang, pengawas bangunan, ahli listrik, dan pekerjaan lain yang sejenis. 
Dalam proses konseling, konseli tipe ini lebih menyukai saran dan sugesti yang spesifik untuk menangani masalah karir dan solusi masalah praktek. 
2. Investigatif  
Tipe kepribadian Investigatif ini ditandai dengan adanya suatu tugas-tugas yang memerlukan kemampuan bersifat abstrak dan kreatif, didalam lingkungan ini individu lebih menyukai metode yang menggunakan berfikir secara logis untuk menangani permasalahan-permasalahan yang dihadapinya. Individu yang memiliki tipe kepribadian ini akan lebih tertarik pada permasalahan yang belum bisa terselesaikan dan akan mencari solusinya secara rasional. 
3. Sosial
Lingkungan sosial adalah tempat dimana seseorang berhubungan dengan orang lain, dimana hal itu diperlukan kemampuan untuk menginterpretasikan dan mengubah perilaku untuk berkomunikasi dengan orang lain.
Tipe model ini memiliki kecenderungan untuk memilih lapangan pekerjaan yang bersifat membantu orang lain. Ciri-ciri dari tipe model ini adalah pandai bergaul dan berbicara, bersifat responsive, bertanggung jawab, kemanusiaan, bersifat religius, membutuhkan perhatian, memiliki kecakapan verbal, hubungan antar pribadi, kegiatan-kegiatan rapi dan teratur, menjauhkan bentuk pemecahan masalah secara intelektual, dan lebih berorientasi pada perasaan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah guru, pekerja sosial, konselor, misionari, psikolog klinik, terapis, dan pekerjaan lain yang sejenis. Di dalam proses konseling, orang tipe ini mengekspresikan dirinya dengan menolong sesama atau kegiatan sosial yang lain.
4. Konvensional
Tipe model ini pada umumnya memiliki kecenderungan terhadap kegiatan verbal, ia menyenangi bahasa yang tersusun baik, numerical (angka) yang teratur, menghindari situasi yang kabur, senang mengabdi, mengidentifikasikan diri dengan kekuasaaan, memberi nilai yang tinggi terhadap status dan kenyataan materi, dan mencapai tujuan dengan mengadaptasikan dirinya ketergantungan pada atasan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah kasir, statistika, pemegang buku, pegawai arsip, pegawai bank, dan pekerjaan lain yang sejenis.
5. Usaha/ tipe Enterpresing
Tipe model ini memiliki cirri khas diantaranya menggunakan ketrampilan-ketrampilan berbicara dalam situasi dimana ada kesempatan untuk menguasai orang lain atau mempengaruhi orang lain, menganggap dirinya paling kuat, jantan, mudah untuk mengadakan adaptasi dengan orang lain, menyenangi tugas-tugas sosial yang kabur, perhatian yang besar pada kekuasaan, status dan kepemimpinan, serta agresif dalam kegiatan lisan.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah pedagang, politikus, manajer pimpinan eksekutif perusahaan, perwakilan dagang, dan pekerjaan lain yang sejenis.
6. Artistik
Tipe model orientasi ini memiliki kecenderungan berhubungan dengan orang lain secara tidak langsung, bersifat sosial dan sukar menyesuaikan diri.
Contoh pekerjaan orang dengan model orientasi ini adalah ahli musik, ahli kartun, ahli drama, pencipta lagu, penyair, dan pekerjaan lain yang sejenis.   

 

 Kekuatan dan Kelemahan Teori Holland



   Kekuatan teori karier Jhon Holland yaitu keseluruhan pola hidup individu dan sebagai teori yang mendapatkan banyak dukungan dari hasil penelitian sejauh menyangkut modal-modal lingkungan serta kepribadian (Winkel & Hastuti, 2005). Kekuatannya lainnya Teori pilihan karir yang dikembangkan oleh John Holland adalah salah satu teori pengembangan karir yang paling banyak diteliti dan diterapkan. Berdasarkan alasan bahwa faktor kepribadian yang mendasari pilihan karir, teorinya mendalilkan bahwa orang memproyeksikan pandangan kerja sendiri dan dunia kerja ke judul jabatan dan membuat keputusan karir yang sesuai dengan orientasi pribadi pilihan mereka. Teori ini menggabungkan beberapa konstruksi dari psikologi kepribadian, perilaku vokasional, dan psikologi sosial, termasuk teori persepsi diri dan stereotip sosial (Greenhaus & Callanan, 2006).


      Kelemahan pada teori Holland adalah kurang ditinjau proses perkembangan yang melandasi keenam tipe kepribadian dan tidak menunjukkan fase-fase tertentu dalam proses perkembangan itu serta akumulasi rentang umur. Mengenai tahap-tahap atau tingkat yang dapat dicapai oleh seseorang dalam bidang okupasi tertentu, Holland menunjuk pada taraf intelegensi yang memungkinkan tingkat pendidikan sekolah tertent, namun dipertanyakan apakah masih ada faktor-faktor lainnya (Winkel & Hastuti, 2005). Selanjutnya Teori fit person-environment pada umumnya menemukan beberapa dukungan, namun bukti validitas teori Holland agak lemah. Ini mungkin karena model Holland menyederhanakan gagasan kecocokan; tidak cukup memperhitungkan kecocokan antara kemampuan dan tuntutan pekerjaan; dan tidak memberi perhatian yang cukup terhadap pengaruh khas antara individu dan lingkungan kerja (bagaimana cara kerja mempengaruhi individu dan bagaimana individu mempengaruhi pekerjaan) (Michalos, 2010)


Sumber

En.wikipedia.org/wiki/john_l_holland.

 Faizmh. 2008. Teori Pilihan Karier menurut John L. Holland 

 Ifdil. 2010. Teori Karier Holland

TriBintang Pamungkas. 2011. Teori Holland

 Yuvi Septiani. 2011. Pengembangan Karier dan Tipologi Kepribadian Holland

 Winkel, W.S & M.M. Sri Hastuti . 2005. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan . Jakarta: PT. Grasindo.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UTS BK KARIR M. ICHSAN RINALDI