UTS BK KARIR AGITA BR SINURAT

 

Merasa Salah Jurusan pada Jenjang Pendidikan SMA

 

Oleh : Agita Br Sinurat

 

A.    PENGERTIAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School atau High School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu 3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.

Tujuan pendidikan SMA adalah mengantarkan peserta didik menuju ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Jadi, jika kamu masuk SMA, itu artinya kamu dipersiapkan untuk bisa melanjutkan ke bangku kuliah. Jika ingin sukses di bangku kuliah, perlu di persiapkan sedini mungkin. Merencanakan memilih jurusan saat kuliah kelak, harus sudah ditentukan sejak di bangku sekolah. Sehingga tidak ada penyesalan seandainya, kelak sudah masuk kuliah.

 



 

Pada jenjang Pendidikan SMA sendiri terdiri dari dua jurusan, yakni IPA dan IPS. Pada jurusan IPA materi yang diajarkan merupakan ilmu-ilmu eksakta. Ilmu eksakta adalah ilmu mengenai hal-hal yang bersifat konkret, nyata, dan bisa dibuktikan dengan berbagai percobaan serta penelitian dan kalau dicari dengan metode dan cara yang sama hasil yang didapatkan akan sama, tidak akan berubah.Atau singkatnya biasa disebut dengan ilmu pasti. Sedangkan jurusan IPS adalah pelajaran tentang kemanusiaan.

B.     PERSIAPAN KARIR PADA JENJANG SMA

Penjurusan atau Course yang ditawarkan di level pendidikan menengah seperti SMA sederajat. Penjurusan diperkenalkan sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa berdasarkan minat dan kemampuan akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai kemampuan ilmu yang baik sebagai dasar untuk menentukan bidang jurusannya. Biasanya akan memilih jurusan yang sesuai dengan kemampuan dalam pelajaran akademis yang siswa kuasai.

Merujuk pada pernyataan Ginzberg (dalam Sharf, 2006) dikemukakan bahwa siswa SMA berada pada fase persiapan karier dalam perkembangan kariernya. Idealnya ketika individu sudah berada pada jenjang pendidikan SMA, maka ia seharusnya sudah mulai mempersiapkan diri memilih studi lanjut di perguruan tinggi.



Terdapat beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan pilihan studi lanjut. Salah satu faktor yang sangat perlu diperhatikan adalah faktor lingkungan, budaya, kemampuan, serta kepribadian/ watak Monks (2006: 305). Dalam memilih studi lanjut ke perguruan tinggi, siswa memiliki kecenderungan untuk memilih atas dasar tren dan kurang perencanaan yang matang. Dilansir dari Hasil survei Litbang Kompas mencatat bagi sebagian lulusan SMA, jurusan yang paling banyak dipilih adalah program studi non-eksakta (sosial dan ekonomi). Tercatat 30% dari responden yang berasal dari jurusan IPA berniat untuk beralih mendalami program studi non-eksakta saat kuliah nanti. Sebagian besar responden mengaku memilih bidang studi berdasarkan trend dan dianggap lebih memiliki prestige tinggi.

Fakta di atas diindikasikan sebagai penyebab beberapa mahasiswa di perguruan tinggi gagal dan menyesal setelah masuk ke dalam program studi tertentu dan memilih keluar atau dikeluarkan (dropout) oleh pihak kampus. Tak terbayangkan betapa besar kerugian yang ditimbulkan dari keadaan ini. Kerugian waktu, kerugian keuangan, serta kerugian psikologis yaitu keadaan merasa terpuruk atas kesalahan yang dibuat. Masalah yang lebih kompleks pun muncul, seperti pengangguran, kriminalitas, gelandangan, serta semakin tingginya aktivitas-aktivitas kerja yang tidak taat hukum. Saat ini, lebih dari 25% angkatan muda Indonesia menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan (underemployed) (ABKIN, dkk: 2011).

Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) (dalam http://www.bps.go.id/ webbeta/frontend/linkTabel Statis/view/id/972 Januari 2015) diperoleh data bahwa lulusan SMA merupakan penyumbang nomor satu angka pengangguran terbuka menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada tahun 2004 – 2014. Salah satu indikasinya dapat disebabkan oleh drop out dari perguruan tinggi.

Dari realitas tersebut dapat ditarik simpulan bahwa perlu perencanaan yang matang sebelum menentukan pilihan studi lanjut di perguruan tinggi agar tidak menyesal di kemudian hari. Mengambil sebuah keputusan utamanya yang berhubungan dengan masa depan merupakan suatu hal yang kompleks, sehingga membutuhkan berbagai informasi sebagai bahan pertimbangan yang matang.



Bimbingan dan konseling (BK) dalam hal ini guru BK memiliki peranan yang cukup besar dalam membantu siswa untuk memperoleh informasi sesuai dengan konteks kebutuhan masing-masing terkait dengan arah pilihan studi lanjut ke perguruan tinggi. Hal ini seperti yang tertera pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 2 (d) disebutkan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling bagi konseli pada satuan pendidikan memiliki fungsi salah satunya yaitu membantu siswa dalam menyalurkan pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karier.

Namun realitas di sekolah, masih terdapat hambatan yang dihadapi oleh guru BK dalam memberikan layanan informasi pilihan studi lanjut kepada para siswa. Belum adanya kesiapan yang matang baik dari segi sumber daya pemberi layanan (personel BK), materi, maupun media. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di 3 sekolah di Jawa Timur, ditemukan bahwa pemberian layanan bimbingan karier masih terbatas pada metode ceramah yang berpusat pada konselor. Selain itu, ketersediaan sumber informasi di sekolah juga masih terbatas. Informasi studi lanjut hanya berasal dari lembaga swasta melalui selebaran yang ditempel pada papan penumuman yang mengadakan promosi atau dari lembaga bimbingan belajar, sehingga informasi tersebut masih sangat terbatas. Melihat kondisi tersebut diperlukan inovasi dalam pemberian layanan informasi karier baik dari segi materi maupun dari segi media.

 

C.    TEORI MYERS-BRIGGS TYPE

Myers-Briggs Type Indicator (MBTI) adalah psikotes yang dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang dalam melihat dunia dan membuat keputusan. MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs Myers pada sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang. MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan. Telah diperbarui dan divalidasi secara ketat selama lebih dari tujuh puluh tahun. MBTI didasari pada jenis dan preferensi kepribadian dari Carl Gustav Jung, yang menulis Psychological Types pada tahun 1921. Tujuan dari MBTI adalah membuat teori tipe psikologis dijelaskan oleh Carl Jung dapat dimengerti dan berguna dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini tes MBTI adalah tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia selain tes enneagram. Tes ini juga dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal.

Teori kepribadian Myers-Briggs ini dalam pengaplikasiannya dijadikan suatu indikator sebagai tes MBTI, tes ini bertujuan untuk mengidentifikasi type kepribadiaan seorang individu. seperti : memahami orang lain, menghargai perbedaan, pengembangan diri, memilih karir, team building, penyelesaian konflik, dan memperbaiki komunikasi. Namun tidak untuk mengukur gangguan kejiwaan, abnormalitas, emosi, trauma, daya belajar, tingkat kedewasaan, penyakit dan intelegensi.

Dalam kehidupan sehari-hari perlu diketahui teori ini dapat berguna untuk mengidentifikasikan kepribadian individu lain sehingga memudahkan kita untuk menentukan sikap dan perilaku kita kepadanya supaya terjadi arus komunikasi yang baik.

 

 


 


Myers dan Briggs mengidentifikasi 16 jenis kepribadian yang berbeda, diantaranya yaitu:

1.      ENFJ (Extrovert, Intuition, Feelings and Judging)

Didunia ini hanya ada 205% populasi ENFJ. Dimana menurut dimensinya, ENFJ dijelaskan sebagai seseorang yang extrovert yaitu nereka memiliki hubungan atau jaringan perkenalan yang luas. Intuition yakni mereka yang cenderung menyukai hal abstrak dibandingkan hal detail. Feeling atau perasaan, mereka merupakan orang yang menghargai pertimbangan pribadi. Sedangkan Judgement merupakan mereka yang merencanakan kegiatan barulah menunjukan aksinya.

2.      ENFP (Extrovert, Intuituion, Feelings and Percieving)

Didunia ini hanya ada 6-8% di dunia. Menurut dimensinya Extraversion merupakan seseorang yang bisa berinteraksi dengan luas dan menikmatinya. Intuition yakni cenderung menyukai hal yang abstrak dibanding realita yang ada. Feeling yakni menggunakan pertimbangan pribadi dalam mengambil keputusan dibandingkan logika. Lalu terakhir adalah Perception, dimana mereka cenderung menahan pendapat dan menunda keputusan untuk mencapai kesepakatan bersama.

3.      ENTJ (Extrovert, Intuition, Thinking and Judging)

ENTJ yang merupakan salah satu pribadi yang unik. Mereka biasa disebut Fieldmarshal atau panglima. Dimana sesuai dimensinya ENTJ merupakan pribadi yang Extroversion atau terbuka dan memiliki hubungan dan jaringan luas dengan siapapun, Intuition yakni orang yang senang akan hal abstrak dan belum jelas tujuannya. Thinking, yakni pribadi yang menilai berbagai hal secara objektif apapun alasannya. Terakhir yakni Judging dimana anda senang mengambil keputusan dan membuat rencana dulu baru menjalankannya. Ada sekitar 2-5% populasi ENTJ di dunia.

4.      ENTP (Extrover, Intuition, Thinking and Perceiving)

Sekitar 2-5% orang memiliki kepribadian ENTP di dunia. Dimana ENTP biasa disebut The visionaries atau penemu. Menurut dimensinya, ENTP merupakan pribadi yang Extroversion yakni memiliki hubungan dan jaringan luas dengan siapapun dan dimanapun. Intuition yakni mereka yang mendulukan hal abstrak dibandingkan hal yang konkrit. Thinking yakni mereka yang menggunakan akal pikiran dan selalu memilih keputusan yang objektif. Serta Perception, dimana mereka akan menyesuaikan berbagai hal dan membuka segala sesuatu dengan orang lain tanpa memutuskan hal terlebih dahulu.

5.      ESFJ (Extrovert, Sensing, Feelings and Judging)

Kepribadian ESFJ biasa juga disebut the caregiver atau mereka yang senang memberi, di dunia ini masih ada 9-13% pribadi ESFJ di dunia, dan masih bisa dikatakan cukup banyak. Dalam dimensinya ESFJ berarti Extroversion, dengan pribadi yang terbuka dan senang dalam berbagi apapun dan memiliki banyak teman. Sensing, dimana mereka menggunakan  hal yang konkret dibandingkan hal abstrak atau tidak jelas. Feeling, merupakan pribadi ESFJ dimana mereka menggunakan perasaan pribadi dalam menentukan keputusan, serta Judging. Yakni mereka yang lebih suka membuat perencanaan terlebih dahulu baru menjalankannya.

6.      ESFP (Extrovert, Sensing, Feelings and Perceiving)

ESFP biasa disebut sebagai The Performers atau seorang pemain. Hanya ada 4-9% kepribadian ESFP di dunia. Menurut dimensinya ESFP adalah Extroversion yaitu mereka yang bisa membangun jaringan dengan luas. Sensing, yakni mereka yang tidak suka akan hal abstrak dan lebih suka hal konkret. Kemudian Feeling, yaitu melibatkan masalah pribadi dalam mengambil keputusan dan terakhir yakni Perception. Dimana mereka lebih menyukai kesepakatan yang diambil dibandingkan menjadi seseorang yang merencanakan segala hal lebih dulu.

7.      ESTJ (Extrovert, Sensing, Thinking and Judging)

ESTJ biasa disebut sebagai The Guardians atau pelindung. Ada banyak yakni  8-12% kepribadian ESTJ di dunia. Menurut dimensinya ESTJ adalah Extroversion yaitu mereka yang bisa membangun jaringan dengan luas. Sensing, yakni mereka yang tidak suka akan hal abstrak dan lebih suka hal konkret. Kemudian Thinking yakni mereka yang berpikir objektif dalam berbagai hal dan Judging, yakni mereka yang senang membuat rencana dulu baru menjalankannya.

8.      ESTP (Extrovert, Sensing, Thinking and Perceiving)

ESTP biasa disebut sebagai The Doers atau seorang Pelaku. Diperkirakan 4-5% kepribadian ESTP di dunia. Menurut dimensinya ESTP yakni Extroversion yaitu orang yang senang akan jaringan dan hubungan yang luas. Sensing yakni mereka yang berpandangan realistis dan menilai hal dengan konkret. Thinking yaitu mereka yang berpikir objektif tanpa melihat siapapun itu, dan Perception dimana mereka membuat keputusan berdasarkan kesepakatan.

9.      INTP (Introvert, Intuitionm, Thinking and Perceiving)

INTP biasa disebut sebagai The Thinkers atau seorang pemikir. Diperkirakan 3-5% kepribadian INTP di dunia. Menurut dimensinya INTP yakni Introversion yaitu orang yang senang akan hal yang tenang dan tidak terlalu suka mengenal dunia luas. Intuition, yakni mereka yang sebenarnya menyukai hal abstrak dan berkaitan dengan masa depan. Thinking yaitu mereka yang berpikir objektif tanpa melihat siapapun itu, dan Perception dimana mereka membuat keputusan berdasarkan kesepakatan.

10.  INTJ (Introvert, Intuition, Thinking and Judging)

INTJ sering disebut pengatur atau The Masterminds. Hanya ada 2-4% populasi INTJ di dunia. Dimana menurut dimensinya INTJ berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Intuition dimana mereka membicarakan hal yang bersifat masa depand an belum jelas atau abstrak. Thinking merupakan dimensi dasar mereka dimana mereka suka menilai dan berpikir sebelum bertindak dan sangat objektif. Judging merupakan mereka yang merencanakan berbagai hal sebelum bertindak.

11.  INFP (Introvert, Intuition, Feelings and Perceiving)

INFP sering disebut the idealist atau seseorang yang idealis.  Hanya ada 4-5% populasi INFP di dunia. Dimana menurut dimensinya INFP berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Intuition dimana mereka membicarakan hal yang bersifat masa depan dan belum jelas atau abstrak. Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan menyangkut pribadi serta Perception  yakni pemikiran yang terbuka dan cenderung menunda keputusan demi kesepakatan.

12.  INFJ (Introvert, Intuition, Feelings and Judging)

INFJ sering disebut the counselor atau penasihat.  Hanya ada 1-3% populasi  INFJ di dunia. Dimana menurut dimensinya INFJ berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Intuition dimana mereka membicarakan hal yang bersifat masa depand an belum jelas atau abstrak. Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan menyangkut pribadi serta Judging yang mana mereka mengutamakan rencana baru melakukan hal selanjutnya.

 

 

13.  ISFJ (Introvert, Sensing, Feelings and Judging)

ISFJ sering disebut the nurturers atau pengasuh.  Ada banyak pribadi yang termasuk ISFJ yakni 9-14% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya ISFJberarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau nyata.  Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan menyangkut pribadi serta Judging yang mana mereka mengutamakan rencana baru melakukan hal selanjutnya.

14.  ISFP (Introvert, Sensing, Feelings and Perceiving)

ISFP sering disebut The Artist atau seniman. Ada pribadi yang termasuk ISFP yakni 5-9% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya ISFP berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau nyata.  Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan menyangkut pribadi serta Perception yakni pemikiran yang terbuka dan cenderung menunda keputusan demi kesepakatan.

15.  ISTJ (Introvert, Sensing, Thinking and Judging)

ISTJ sering disebut The Inspector atau pengawas.  Ada sangat banyak pribadi yang termasuk ISTJ yakni 11-14% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya ISTJ berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau nyata Thinking merupakan dimensi dasar mereka dimana mereka suka menilai dan berpikir sebelum bertindak dan sangat objektif.

16.  ISTP (Introvert, Sensing, Thinking and Perceiving)

ISTP sering disebut The Mechanics atau mekanik atau bisa disebut pengrajin. Pribadi yang termasuk ISTP sekitar 4-6% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya ISTP berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau nyata Thinking merupakan dimensi dasar mereka dimana mereka suka menilai dan berpikir sebelum bertindak dan sangat objektif. Perception yakni pemikiran yang terbuka dan cenderung menunda keputusan demi kesepakatan.

KELEBIHAN

KELEMAHAN

1)      Dirancang untuk mengimplementasikan teori; jadi, teori Jung harus dimengerti untuk memahami MBTI.

1)      Teori Myers-Briggs kurang memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga akan mempengaruhi hasil tes MBTI.

2)      Berdasarkan teori, ada dinamika hubungan yang khusus antar skala, yang kemudian akan mengantar penjelasan tentang 16 tipe karakteristik kepribadian.

2)      Walaupun teori ini bertahan lama, namun validalitas dari tes MBTI masih perlu dipertanyakan.

3)      Deskripsi tipe-tipe ini dan teori sebenarnya dapat dijelaskan dalam kerangka perkembangan manusia seumur hidupnya.

3)      Hasil dari tes MBTI bersifat statis, hanya berorientasi pada hasil dari tes MBTI.

4)      Skala ini memperhatikan fungsi dasar manusia yaitu persepsi dan judgement yang selalu ada di perilaku manusia, sehingga sangat bermanfata untuk digunakan dalam hidup sehari-hari.

 

5)      Hasil dari MBTI tidak bersifat menilai sehingga tidak ada yang baik dan buruk.

 

 

 

Dari teori tersebut kita tau bahwa kepribadian setiap individu berbeda-beda, memiliki potensi dan juga kebutuhan yang berbeda-beda. Hal tersebutlah yang menyebabkan bahwa setiap individu harus mengenali diri mereka supaya mereka tau potensi dan kebutuhan mereka. Setiap individu harus di bimbing dan diarahkan supaya kasus salah jurusan dapat tertanggulangi.

Teori ini dimanfaatkan dalam proses konseling karir. Di lain sisi MBTI sangat berguna dalam dunia pendidikan dan mengembangan karir. MBTI bisa digunakan sebagai panduan untuk memilih jurusan kuliah sampai dengan profesi sampai pada pemilihan pekerjaan yang cocok dengan kepribadian. Dengan ini kita dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik dan lebih mengenal diri kita sendiri. Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan diri kita sekaligus kelemahan yang ada pada diri sendiri. Kita bisa lebih fokus mengembangkan kelebihan kita sekaligus mencari cara memperbaiki sisi negatif kita. Dan dengan MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita terhadap orang lain. Kita bisa lebih memahami dan menerima perbedaan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

D.    TEORI TRAIT AND FACTOR



Secara bahasa trait dapat diartikan dengan sifat, karakteristik seorang individu. Sedangkan factor berarti tipe-tipe, syarat-syarat tertentu yang dimilki oleh sebuah pekerjaan atau suatu jabatan. Teori Trait and factor memberikan asumsi bahwa kecocokan antara trait dengan factor akan melahirkan kesuksesan dalam suatu karir yang dilalui oleh seseorang dan begitu sebaliknya kegagalan dalam mencocokkan Trait dengan factor akan menimbulkan kegagalan dalam sebuah pekerjaan.(Hadiarni Irman, 89-90: 2009), Teori Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu. Konseling trait-facot berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan alat tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai ciri-ciri atau dimensi/aspek kepribadian tertentu yang diketahui mempunyai relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam memangku jabatan dan mengikuti suatu program studi Williamson (WS. Winkel, 1997: 338).

Dalam pendekatan trait dan faktor, individu tersebut telah mengerti pola dari perilaku seperti ketertarikan, tingkah laku, pencapaian, dan karakteristik kepribadian, yang dikenal melalui maksud yang objektif, seperti biasanya tes psikologi ataupun inventori, dan profil yang mewakili potensi dari si individu tadi. Pendekatan trait dan faktor ini beranggapan kesamaan pekerjaan, hal inilah merupakan terdiri dari faktor yang dibutuhkan dalam kesuksesan performa kerja yang bisa diprofilkan berdasarkan kepada banyak trait yang dibutuhkan individu tadi.

Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa setiap individu adalah berbeda, memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda, sehingga setiap individu membutuhkan bimbingan pengenalan diri sejak dini untuk mengenali kemampuannya, potensinya, dan kebutuhannya, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan potensi dan kebutuhannya.

Hal tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan fungsi Bimbingan Konseling Karir fungsi penyaluran, guru BK atau konselor membantu peserta didik untuk mengenali dirinya dan kemana dirinya perlu di arahkan dan kemana potensinya perlu disalurkan.

 

SUMBER :

Mudrika, N. 2004. Membaca Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type

Indicator). Psikologi UGM Press: Yogyakarta.

 

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah

 

Setyowati, Aprilia. “MYERS-BRIGGS TYPE THEORY” (Bimbingan dan Konseling)”. 19 Oktober 2020. http://endutchelya.blogspot.com/2011/11/myers-briggs-type-theory-bimbingan-dan.html

 

Sharf, R.S. 2006. Applying Career Development Theory to Counselling 4nd Edition. Pacific Grove: Brook/Cole

 

Tiffany. “16 Tipe Kepribadian MBTI Lengkap dengan Penjelasannya”. 19 Oktober 2020. https://dosenpsikologi.com/tipe-kepribadian-mbti

Yulidar, Ibrahim, dkk. 2002. Bimbingan dan Konseling Karir. Padang: UNP.

 

 

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

UTS BK KARIR M. ICHSAN RINALDI