UTS BK KARIR AGITA BR SINURAT
Merasa
Salah Jurusan pada Jenjang Pendidikan SMA
Oleh
: Agita Br Sinurat
A. PENGERTIAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS
Sekolah Menengah Atas (disingkat SMA; bahasa Inggris: Senior High School atau High
School), adalah jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia setelah lulus Sekolah
Menengah Pertama (atau sederajat). Sekolah menengah atas ditempuh dalam waktu
3 tahun, mulai dari kelas 10 sampai kelas 12.
Tujuan pendidikan SMA adalah mengantarkan
peserta didik menuju ke jenjang yang lebih tinggi yakni perguruan tinggi. Jadi,
jika kamu masuk SMA, itu artinya kamu dipersiapkan untuk bisa melanjutkan ke
bangku kuliah. Jika ingin sukses di bangku kuliah, perlu di persiapkan sedini
mungkin. Merencanakan memilih jurusan saat kuliah kelak, harus sudah ditentukan
sejak di bangku sekolah. Sehingga tidak ada penyesalan seandainya, kelak sudah
masuk kuliah.
Pada jenjang Pendidikan SMA
sendiri terdiri dari dua jurusan, yakni IPA dan IPS. Pada jurusan IPA materi
yang diajarkan merupakan ilmu-ilmu eksakta. Ilmu eksakta adalah ilmu mengenai
hal-hal yang bersifat konkret, nyata, dan bisa dibuktikan dengan berbagai
percobaan serta penelitian dan kalau dicari dengan metode dan cara yang sama
hasil yang didapatkan akan sama, tidak akan berubah.Atau singkatnya biasa
disebut dengan ilmu pasti. Sedangkan jurusan IPS adalah pelajaran tentang kemanusiaan.
B. PERSIAPAN
KARIR PADA JENJANG SMA
Penjurusan atau Course yang ditawarkan di
level pendidikan menengah seperti SMA sederajat. Penjurusan diperkenalkan
sebagai upaya untuk lebih mengarahkan siswa berdasarkan minat dan kemampuan
akademiknya. Siswa-siswa yang mempunyai kemampuan ilmu yang baik sebagai dasar
untuk menentukan bidang jurusannya. Biasanya akan memilih jurusan yang sesuai
dengan kemampuan dalam pelajaran akademis yang siswa kuasai.
Merujuk pada pernyataan Ginzberg (dalam
Sharf, 2006) dikemukakan bahwa siswa SMA berada pada fase persiapan karier
dalam perkembangan kariernya. Idealnya ketika individu sudah berada pada
jenjang pendidikan SMA, maka ia seharusnya sudah mulai mempersiapkan diri
memilih studi lanjut di perguruan tinggi.
Terdapat beberapa faktor yang perlu
diperhatikan dalam menentukan pilihan studi lanjut. Salah satu faktor yang
sangat perlu diperhatikan adalah faktor lingkungan, budaya, kemampuan, serta
kepribadian/ watak Monks (2006: 305). Dalam memilih studi lanjut ke perguruan
tinggi, siswa memiliki kecenderungan untuk memilih atas dasar tren dan kurang
perencanaan yang matang. Dilansir dari Hasil survei Litbang Kompas mencatat
bagi sebagian lulusan SMA, jurusan yang paling banyak dipilih adalah program
studi non-eksakta (sosial dan ekonomi). Tercatat 30% dari responden yang
berasal dari jurusan IPA berniat untuk beralih mendalami program studi
non-eksakta saat kuliah nanti. Sebagian besar responden mengaku memilih bidang
studi berdasarkan trend dan dianggap lebih memiliki prestige tinggi.
Fakta di atas diindikasikan sebagai penyebab
beberapa mahasiswa di perguruan tinggi gagal dan menyesal setelah masuk ke
dalam program studi tertentu dan memilih keluar atau dikeluarkan (dropout) oleh
pihak kampus. Tak terbayangkan betapa besar kerugian yang ditimbulkan dari
keadaan ini. Kerugian waktu, kerugian keuangan, serta kerugian psikologis yaitu
keadaan merasa terpuruk atas kesalahan yang dibuat. Masalah yang lebih kompleks
pun muncul, seperti pengangguran, kriminalitas, gelandangan, serta semakin
tingginya aktivitas-aktivitas kerja yang tidak taat hukum. Saat ini, lebih dari
25% angkatan muda Indonesia menganggur dan masih banyak lagi yang mengerjakan
pekerjaan yang tidak sesuai dengan keterampilan (underemployed) (ABKIN, dkk:
2011).
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh
Badan Pusat Statistik (BPS) (dalam http://www.bps.go.id/
webbeta/frontend/linkTabel Statis/view/id/972 Januari 2015) diperoleh data
bahwa lulusan SMA merupakan penyumbang nomor satu angka pengangguran terbuka
menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan pada tahun 2004 – 2014. Salah satu
indikasinya dapat disebabkan oleh drop out dari perguruan tinggi.
Dari realitas tersebut dapat ditarik simpulan
bahwa perlu perencanaan yang matang sebelum menentukan pilihan studi lanjut di
perguruan tinggi agar tidak menyesal di kemudian hari. Mengambil sebuah
keputusan utamanya yang berhubungan dengan masa depan merupakan suatu hal yang
kompleks, sehingga membutuhkan berbagai informasi sebagai bahan pertimbangan
yang matang.
Bimbingan dan konseling (BK) dalam hal ini
guru BK memiliki peranan yang cukup besar dalam membantu siswa untuk memperoleh
informasi sesuai dengan konteks kebutuhan masing-masing terkait dengan arah
pilihan studi lanjut ke perguruan tinggi. Hal ini seperti yang tertera pada
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
pasal 2 (d) disebutkan bahwa layanan Bimbingan dan Konseling bagi konseli pada
satuan pendidikan memiliki fungsi salah satunya yaitu membantu siswa dalam
menyalurkan pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karier.
Namun realitas di sekolah, masih terdapat hambatan
yang dihadapi oleh guru BK dalam memberikan layanan informasi pilihan studi
lanjut kepada para siswa. Belum adanya kesiapan yang matang baik dari segi
sumber daya pemberi layanan (personel BK), materi, maupun media. Berdasarkan
hasil observasi yang dilakukan di 3 sekolah di Jawa Timur, ditemukan bahwa
pemberian layanan bimbingan karier masih terbatas pada metode ceramah yang
berpusat pada konselor. Selain itu, ketersediaan sumber informasi di sekolah
juga masih terbatas. Informasi studi lanjut hanya berasal dari lembaga swasta
melalui selebaran yang ditempel pada papan penumuman yang mengadakan promosi
atau dari lembaga bimbingan belajar, sehingga informasi tersebut masih sangat
terbatas. Melihat kondisi tersebut diperlukan inovasi dalam pemberian layanan
informasi karier baik dari segi materi maupun dari segi media.
C. TEORI
MYERS-BRIGGS TYPE
Myers-Briggs Type
Indicator (MBTI) adalah psikotes yang
dirancang untuk mengukur preferensi psikologis seseorang
dalam melihat dunia dan membuat keputusan. MBTI dikembangkan oleh Isabel Briggs
Myers pada sejak 1940. Psikotes ini dirancang untuk mengukur kecerdasan
individu, bakat, dan tipe kepribadian seseorang.
MBTI merupakan instrumen yang paling banyak digunakan. Telah diperbarui dan
divalidasi secara ketat selama lebih dari tujuh puluh tahun. MBTI didasari pada
jenis dan preferensi kepribadian dari Carl Gustav Jung, yang
menulis Psychological Types pada tahun 1921. Tujuan dari MBTI
adalah membuat teori tipe psikologis dijelaskan oleh Carl Jung dapat
dimengerti dan berguna dalam kehidupan manusia. Sampai saat ini tes MBTI adalah
tes kepribadian yang paling banyak dipakai di dunia selain tes enneagram. Tes ini juga
dipakai untuk mengetahui karakter kepribadian karyawan perusahaan agar dapat
ditempatkan pada bidang-bidang yang membuat potensi karyawan tersebut optimal.
Teori kepribadian Myers-Briggs ini dalam
pengaplikasiannya dijadikan suatu indikator sebagai tes MBTI, tes ini bertujuan
untuk mengidentifikasi type kepribadiaan seorang individu. seperti : memahami
orang lain, menghargai perbedaan, pengembangan diri, memilih karir, team
building, penyelesaian konflik, dan memperbaiki komunikasi. Namun tidak untuk
mengukur gangguan kejiwaan, abnormalitas, emosi, trauma, daya belajar, tingkat
kedewasaan, penyakit dan intelegensi.
Dalam
kehidupan sehari-hari perlu diketahui teori ini dapat berguna untuk
mengidentifikasikan kepribadian individu lain sehingga memudahkan kita untuk
menentukan sikap dan perilaku kita kepadanya supaya terjadi arus komunikasi
yang baik.
Myers dan Briggs mengidentifikasi 16 jenis
kepribadian yang berbeda, diantaranya yaitu:
1.
ENFJ (Extrovert, Intuition, Feelings and Judging)
Didunia
ini hanya ada 205% populasi ENFJ. Dimana menurut dimensinya, ENFJ dijelaskan
sebagai seseorang yang extrovert yaitu nereka memiliki hubungan atau jaringan
perkenalan yang luas. Intuition yakni mereka yang cenderung menyukai hal abstrak dibandingkan
hal detail. Feeling atau perasaan, mereka merupakan orang yang menghargai
pertimbangan pribadi. Sedangkan Judgement merupakan mereka yang merencanakan
kegiatan barulah menunjukan aksinya.
2.
ENFP (Extrovert,
Intuituion, Feelings and Percieving)
Didunia
ini hanya ada 6-8% di dunia. Menurut dimensinya Extraversion merupakan
seseorang yang bisa berinteraksi dengan luas dan menikmatinya. Intuition yakni
cenderung menyukai hal yang abstrak dibanding realita yang ada. Feeling yakni
menggunakan pertimbangan pribadi dalam mengambil keputusan dibandingkan logika.
Lalu terakhir adalah Perception, dimana mereka cenderung menahan pendapat dan
menunda keputusan untuk mencapai kesepakatan bersama.
3.
ENTJ (Extrovert,
Intuition, Thinking and Judging)
ENTJ
yang merupakan salah satu pribadi yang unik. Mereka biasa disebut Fieldmarshal
atau panglima. Dimana sesuai dimensinya ENTJ merupakan pribadi yang
Extroversion atau terbuka dan memiliki hubungan dan jaringan luas dengan
siapapun, Intuition yakni orang yang senang akan hal abstrak dan belum jelas
tujuannya. Thinking, yakni pribadi yang menilai berbagai hal secara objektif
apapun alasannya. Terakhir yakni Judging dimana anda senang mengambil keputusan
dan membuat rencana dulu baru menjalankannya. Ada sekitar 2-5% populasi ENTJ di
dunia.
4.
ENTP (Extrover,
Intuition, Thinking and Perceiving)
Sekitar
2-5% orang memiliki kepribadian ENTP di dunia. Dimana ENTP biasa disebut The
visionaries atau penemu. Menurut dimensinya, ENTP merupakan pribadi yang
Extroversion yakni memiliki hubungan dan jaringan luas dengan siapapun dan
dimanapun. Intuition yakni mereka yang mendulukan hal abstrak dibandingkan hal
yang konkrit. Thinking yakni mereka yang menggunakan akal pikiran dan selalu
memilih keputusan yang objektif. Serta Perception, dimana mereka akan
menyesuaikan berbagai hal dan membuka segala sesuatu dengan orang lain tanpa
memutuskan hal terlebih dahulu.
5.
ESFJ (Extrovert,
Sensing, Feelings and Judging)
Kepribadian
ESFJ biasa juga disebut the caregiver atau mereka yang senang memberi, di dunia
ini masih ada 9-13% pribadi ESFJ di dunia, dan masih bisa dikatakan cukup
banyak. Dalam dimensinya ESFJ berarti Extroversion, dengan pribadi yang terbuka
dan senang dalam berbagi apapun dan memiliki banyak teman. Sensing, dimana
mereka menggunakan hal yang konkret dibandingkan hal abstrak atau tidak
jelas. Feeling, merupakan pribadi ESFJ dimana mereka menggunakan perasaan
pribadi dalam menentukan keputusan, serta Judging. Yakni mereka yang lebih suka
membuat perencanaan terlebih dahulu baru menjalankannya.
6.
ESFP (Extrovert, Sensing, Feelings and Perceiving)
ESFP
biasa disebut sebagai The Performers atau seorang pemain. Hanya ada 4-9%
kepribadian ESFP di dunia. Menurut dimensinya ESFP adalah Extroversion yaitu
mereka yang bisa membangun jaringan dengan luas. Sensing, yakni mereka yang
tidak suka akan hal abstrak dan lebih suka hal konkret. Kemudian Feeling, yaitu
melibatkan masalah pribadi dalam mengambil keputusan dan terakhir yakni
Perception. Dimana mereka lebih menyukai kesepakatan yang diambil dibandingkan
menjadi seseorang yang merencanakan segala hal lebih dulu.
7.
ESTJ (Extrovert, Sensing, Thinking and Judging)
ESTJ
biasa disebut sebagai The Guardians atau pelindung. Ada banyak yakni
8-12% kepribadian ESTJ di dunia. Menurut dimensinya ESTJ adalah Extroversion
yaitu mereka yang bisa membangun jaringan dengan luas. Sensing, yakni mereka
yang tidak suka akan hal abstrak dan lebih suka hal konkret. Kemudian Thinking
yakni mereka yang berpikir objektif dalam berbagai hal dan Judging, yakni
mereka yang senang membuat rencana dulu baru menjalankannya.
8.
ESTP (Extrovert, Sensing, Thinking and Perceiving)
ESTP
biasa disebut sebagai The Doers atau seorang Pelaku. Diperkirakan 4-5%
kepribadian ESTP di dunia. Menurut dimensinya ESTP yakni Extroversion yaitu
orang yang senang akan jaringan dan hubungan yang luas. Sensing yakni mereka
yang berpandangan realistis dan menilai hal dengan konkret. Thinking yaitu
mereka yang berpikir objektif tanpa melihat siapapun itu, dan Perception dimana
mereka membuat keputusan berdasarkan kesepakatan.
9.
INTP (Introvert, Intuitionm, Thinking and Perceiving)
INTP
biasa disebut sebagai The Thinkers atau seorang pemikir. Diperkirakan 3-5%
kepribadian INTP di dunia. Menurut dimensinya INTP yakni Introversion yaitu
orang yang senang akan hal yang tenang dan tidak terlalu suka mengenal dunia
luas. Intuition, yakni mereka yang sebenarnya menyukai hal abstrak dan
berkaitan dengan masa depan. Thinking yaitu mereka yang berpikir objektif tanpa
melihat siapapun itu, dan Perception dimana mereka membuat keputusan
berdasarkan kesepakatan.
10. INTJ
(Introvert, Intuition, Thinking and
Judging)
INTJ
sering disebut pengatur atau The Masterminds. Hanya ada 2-4% populasi INTJ di
dunia. Dimana menurut dimensinya INTJ berarti Introversion atau seseorang yang
tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Intuition dimana mereka membicarakan
hal yang bersifat masa depand an belum jelas atau abstrak. Thinking merupakan
dimensi dasar mereka dimana mereka suka menilai dan berpikir sebelum bertindak
dan sangat objektif. Judging merupakan mereka yang merencanakan berbagai hal
sebelum bertindak.
11. INFP
(Introvert, Intuition, Feelings and
Perceiving)
INFP
sering disebut the idealist atau seseorang yang idealis. Hanya ada 4-5%
populasi INFP di dunia. Dimana menurut dimensinya INFP berarti Introversion
atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Intuition dimana
mereka membicarakan hal yang bersifat masa depan dan belum jelas atau abstrak.
Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan menyangkut
pribadi serta Perception yakni pemikiran yang terbuka dan cenderung menunda
keputusan demi kesepakatan.
12. INFJ
(Introvert, Intuition, Feelings and
Judging)
INFJ
sering disebut the counselor atau penasihat. Hanya ada 1-3%
populasi INFJ di dunia. Dimana menurut dimensinya INFJ berarti
Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar.
Intuition dimana mereka membicarakan hal yang bersifat masa depand an belum
jelas atau abstrak. Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan
perasaan dan menyangkut pribadi serta Judging yang mana mereka mengutamakan
rencana baru melakukan hal selanjutnya.
13. ISFJ
(Introvert, Sensing, Feelings and
Judging)
ISFJ
sering disebut the nurturers atau pengasuh. Ada banyak pribadi yang
termasuk ISFJ yakni 9-14% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya
ISFJberarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia
luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau
nyata. Feeling yaitu mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan
menyangkut pribadi serta Judging yang mana mereka mengutamakan rencana baru
melakukan hal selanjutnya.
14. ISFP
(Introvert, Sensing, Feelings and
Perceiving)
ISFP
sering disebut The Artist atau seniman. Ada pribadi yang termasuk ISFP yakni
5-9% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya ISFP berarti Introversion
atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan dunia luar. Sensing yaitu
mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau nyata. Feeling yaitu
mereka memutuskan berbagai hal dengan perasaan dan menyangkut pribadi serta
Perception yakni pemikiran yang terbuka dan cenderung menunda keputusan demi
kesepakatan.
15. ISTJ
(Introvert, Sensing, Thinking and
Judging)
ISTJ
sering disebut The Inspector atau pengawas. Ada sangat banyak pribadi
yang termasuk ISTJ yakni 11-14% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya
ISTJ berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan
dunia luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau
nyata Thinking merupakan dimensi dasar mereka dimana mereka suka menilai dan
berpikir sebelum bertindak dan sangat objektif.
16. ISTP
(Introvert, Sensing, Thinking and
Perceiving)
ISTP
sering disebut The Mechanics atau mekanik atau bisa disebut pengrajin. Pribadi
yang termasuk ISTP sekitar 4-6% populasi di dunia. Dimana menurut dimensinya
ISTP berarti Introversion atau seseorang yang tidak suka akan hubungan dan
dunia luar. Sensing yaitu mereka yang mengenal hal-hal secara konkret atau
nyata Thinking merupakan dimensi dasar mereka dimana mereka suka menilai dan
berpikir sebelum bertindak dan sangat objektif. Perception yakni pemikiran yang
terbuka dan cenderung menunda keputusan demi kesepakatan.
|
KELEBIHAN |
KELEMAHAN |
|
1) Dirancang untuk
mengimplementasikan teori; jadi, teori Jung harus dimengerti untuk memahami
MBTI. |
1) Teori Myers-Briggs kurang
memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga akan mempengaruhi hasil tes
MBTI. |
|
2) Berdasarkan teori, ada dinamika
hubungan yang khusus antar skala, yang kemudian akan mengantar penjelasan
tentang 16 tipe karakteristik kepribadian. |
2) Walaupun teori ini bertahan lama,
namun validalitas dari tes MBTI masih perlu dipertanyakan. |
|
3) Deskripsi tipe-tipe ini dan teori
sebenarnya dapat dijelaskan dalam kerangka perkembangan manusia seumur
hidupnya. |
3) Hasil dari tes MBTI bersifat
statis, hanya berorientasi pada hasil dari tes MBTI. |
|
4) Skala ini memperhatikan fungsi
dasar manusia yaitu persepsi dan judgement yang selalu ada di perilaku
manusia, sehingga sangat bermanfata untuk digunakan dalam hidup sehari-hari. |
|
|
5) Hasil dari MBTI tidak bersifat menilai
sehingga tidak ada yang baik dan buruk. |
|
Dari
teori tersebut kita tau bahwa kepribadian setiap individu berbeda-beda,
memiliki potensi dan juga kebutuhan yang berbeda-beda. Hal tersebutlah yang
menyebabkan bahwa setiap individu harus mengenali diri mereka supaya mereka tau
potensi dan kebutuhan mereka. Setiap individu harus di bimbing dan diarahkan
supaya kasus salah jurusan dapat tertanggulangi.
Teori ini dimanfaatkan dalam proses
konseling karir. Di lain sisi MBTI sangat berguna dalam dunia pendidikan dan
mengembangan karir. MBTI bisa digunakan sebagai panduan untuk memilih jurusan
kuliah sampai dengan profesi sampai pada pemilihan pekerjaan yang cocok dengan
kepribadian. Dengan ini kita dapat mengembangkan diri menjadi lebih baik dan
lebih mengenal diri kita sendiri. Dengan MBTI kita bisa memahami kelebihan diri
kita sekaligus kelemahan yang ada pada diri sendiri. Kita bisa lebih fokus
mengembangkan kelebihan kita sekaligus mencari cara memperbaiki sisi negatif
kita. Dan dengan MBTI membantu memperbaiki hubungan dan cara pandang kita
terhadap orang lain. Kita bisa lebih memahami dan menerima perbedaan.
D.
TEORI TRAIT AND FACTOR
Secara bahasa trait dapat diartikan dengan sifat,
karakteristik seorang individu. Sedangkan factor berarti tipe-tipe, syarat-syarat
tertentu yang dimilki oleh sebuah pekerjaan atau suatu jabatan. Teori Trait and
factor memberikan asumsi bahwa kecocokan antara trait dengan factor akan
melahirkan kesuksesan dalam suatu karir yang dilalui oleh seseorang dan begitu
sebaliknya kegagalan dalam mencocokkan Trait dengan factor akan menimbulkan
kegagalan dalam sebuah pekerjaan.(Hadiarni Irman, 89-90: 2009), Teori
Trait-Factor adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat
dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak dari hasil
testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.
Konseling trait-facot berpegang pada pandangan yang sama dan menggunakan alat
tes psikologis untuk menganalisis atau mendiagnosis seseorang mengenai
ciri-ciri atau dimensi/aspek kepribadian tertentu yang diketahui mempunyai
relevansi terhadap keberhasilan atau kegagalan seseorang dalam memangku jabatan
dan mengikuti suatu program studi Williamson (WS. Winkel, 1997: 338).
Dalam pendekatan trait dan faktor, individu tersebut telah
mengerti pola dari perilaku seperti ketertarikan, tingkah laku, pencapaian, dan
karakteristik kepribadian, yang dikenal melalui maksud yang objektif, seperti
biasanya tes psikologi ataupun inventori, dan profil yang mewakili potensi dari
si individu tadi. Pendekatan trait dan faktor ini beranggapan kesamaan
pekerjaan, hal inilah merupakan terdiri dari faktor yang dibutuhkan dalam
kesuksesan performa kerja yang bisa diprofilkan berdasarkan kepada banyak trait
yang dibutuhkan individu tadi.
Dari hal tersebut dapat kita simpulkan bahwa setiap individu
adalah berbeda, memiliki potensi dan kebutuhan yang berbeda, sehingga setiap
individu membutuhkan bimbingan pengenalan diri sejak dini untuk mengenali kemampuannya,
potensinya, dan kebutuhannya, sehingga dapat diarahkan sesuai dengan potensi
dan kebutuhannya.
Hal tersebut dapat dilaksanakan sesuai dengan fungsi
Bimbingan Konseling Karir fungsi penyaluran, guru BK atau konselor membantu
peserta didik untuk mengenali dirinya dan kemana dirinya perlu di arahkan dan
kemana potensinya perlu disalurkan.
SUMBER :
Mudrika, N. 2004. Membaca
Kepribadian Menggunakan Tes MBTI (Myer Briggs Type
Indicator). Psikologi UGM Press: Yogyakarta.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 111 Tahun 2014 Tentang Bimbingan dan Konseling Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah
Setyowati, Aprilia. “MYERS-BRIGGS TYPE
THEORY” (Bimbingan dan Konseling)”. 19 Oktober 2020. http://endutchelya.blogspot.com/2011/11/myers-briggs-type-theory-bimbingan-dan.html
Sharf, R.S. 2006. Applying Career
Development Theory to Counselling 4nd Edition. Pacific Grove: Brook/Cole
Tiffany. “16 Tipe Kepribadian MBTI Lengkap dengan Penjelasannya”. 19
Oktober 2020. https://dosenpsikologi.com/tipe-kepribadian-mbti
Yulidar, Ibrahim, dkk. 2002. Bimbingan dan
Konseling Karir. Padang: UNP.





Komentar
Posting Komentar