UTS BK KARIR HOTMIDA SITOHANG (1192151001)BK REG A

 


KONSEP TEORI TRAIT DAN FAKTOR DALAM DUNIA KARIR

HOTMIDA SITOHANG
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
EMAIL:sitohanghotmida25@gmail.com


ABSTRAK

    konsep mengenai teori Trait dan Faktor menjadi penting untuk diketahui masyarakat karena melalui pengenalan diri yang baik serta karakteristik diri memudahkan seseorang dalam menentukan karir yang sesuai dengan pribadi masing-masing.

    teori ini digunakan sebagai alat ukur terhadap siswa sebelum memilih pekerjaan. Adapun keputusan pekerjaan yang akan diambil sepenuhnya diserahkan pada siswa. , dalam teroi trait dan factor ada tiga faktor kunci dalam membuat pilihan karir. Ketiga faktor kunci tersebut adalah pengetahuan diri, pengetahuan pekerjaan dan kemampuan untuk menarik hubungan antara keduanya.

Kata kunci:konsep, Teori ,Trait dan faktor,karir

ABSTRACK

    The concept of Trait and Factor theory is important for the public to know because through a good self-introduction and self-characteristics it makes it easier for a person to determine a career that suits their individuality.

    This theory is used as a measuring tool for students before choosing a job. The work decisions to be taken are entirely up to the students. There are three key factors in making career choices in terms of traits and factors. The three key factors are self-knowledge, job knowledge and the ability to draw connections between the two.

Key words: concept, theory, traits and factors, career 

PENDAHULUAN

    Memutuskan untuk memilih sebuah karir lebih dari sekedar menentukan apa yang akan dilakukan seseorang untuk mencari nafkah. Pekerjaan mempengaruhi hidup seseorang secara keseluruhan, termasuk kesehatan fisik dan mental. Imbimbo (1994) dalam buku Gladding menyebutkan bahwa ada interkoneksi antara peran pekerjaan dan peranan lain dalam kehidupan. Sejalan dengan hasil penelitian dari Herr, dkk yang menyimpulkan bahwa penghasilan, stress, identitas sosial, arti, pendidikan, pakaian, hobi, minat, teman, gaya hidup, tempat tinggal, dan bahkan karakteristik kepribadian terkait dengan kerja seseorang.

                       

                                            


    Peran pekerjaan yang berkontribusi terhadap peran lain kehidupan manusia seringkali menjadikan pekerjaan menjadi prioritas yang penting dalam kehidupan manusia. Seperti halnya fenomena yang sering dijumpai di sekeliling kita bahwasanya sebagian besar orang dewasa yang rela menghabiskan sepertiga waktunya dalam sehari untuk bekerja dengan rutin. Sebaliknya, banyak orang yang bingung dan gelisah jika tak memiliki pekerjaan yang pasti dan orang yang menganggur akan merasa dirinya tak berdaya, frustasi, serta kehilangan arah tujuan hidup.

    Maka dari itu, menjadi sangat penting dalam memilih karir banyak orang yang berbondong-bondong mencari pakar atau ahli yang dapat dipercaya memberikan solusi atau masukan untuk masa depan karirnya. Kebutuhan manusia akan pentingnya karir mendorong para ilmuwan berupaya untuk melakukan berbagai kajian maupun riset mengenai karir hingga bisa menelurkan berbagai teori tentang karir. Adalah teori perkembangan karir yang mencoba menjelaskan mengapa orang memilih suatu karir , selain itu juga berurusan dengan penyesuaian karir yang dilakukan manusia sepanjang masa.

PEMBAHASAN

Sejarah Awal Mula Bimbingan Karir

    Konsep bimbingan karier lahir bersamaan dengan konsep bimbingan di Amerika Serikat pada awal abad keduapuluh, yang dilatari oleh berbagai kondisi obyektif pada waktu itu (1850-1900), diantaranya : (1) keadaan ekonomi; (2) keadaan sosial, seperti urbanisasi; (3) kondisi ideologis, seperti adanya kegelisahan untuk membentuk kembali dan menyebarkan pemikiran tentang kemampuan seseorang dalam rangka meningkatkan kemampuan diri dan statusnya; dan (4) perkembangan ilmu (scientific), khususnya dalam bidang ilmu psiko-fisik dan psikologi eksperimantal yang dipelopori oleh Freechner, Helmotz dan Wundt, psikometrik yang dikembangkan oleh Cattel, Binnet dan yang lainnya Atas desakan kondisi tersebut, maka muncullah gerakan bimbingan jabatan (vocational guidance) yang tersebar ke seluruh negara (Crites, 1981 dalam Bahrul Falah, 1987).

    Frank Parson dilahirkan pada tahun 1854 di Mount Holly. Pada usia 15 tahun dia belajar matematika dan teknik di Cornell University, lulus dengan gelar B.C.E. kemudian bekerja di kereta api. Setelah rel kereta api bangkrut, Parson beralih karir menjadi guru di beberapa mata pelajaran, seperti matematika dan sejarah di sekolah umum di Perancis. Parson juga belajar hukum kemudian pada tahun 1885 menjadi pegawai di sebuah firma hukum di Boston. 1885 merupakan tahun penting dalam karirnya, Parson mengajar hukum di Boston University. Beragam bidang diraihnya seperti mendapatkan gelar professor sejarah dan ilmu politik, professor sejarah dan ekonomi.

    Pada tahun 1905, Parsons menjadi Direktur dari salah satu program layanan Civic House yang disebut Institut pencari nafkah (Zunker, 2002). Faktor-faktor pendorong dari gerakan yang dilakukan Parsons, antara lain :

    Kemajuan industri di Amerika Serikat memunculkan beragam jenis pekerjaan. Kegiatan-kegiatan industri yang biasanya dikerjakan secara manual dengan tenaga manusia berkembang menjadi kegiatan mesin sehingga membutuhkan tenaga-tenaga yang terampil. Hal ini menimbulkan konsekuensi banyaknya tenaga kerja kasar yang harus di-phk sementara di sisi lain kebutuhan akan tenaga ahli menjadi semakin besar.

     Banyak siswa sekolah menengah yang mengikuti pendidikan. Mereka memerlukan bimbingan pendidikan atau konseling sekolah dengan tujuan supaya sukses dalam pendidikan. Masalah yang dihadapi siswa pun beragam mulai masalah pribadi, kesulitan belajar, masalah dengan keluarga, masalah yang hubungan dengan jenis kelamin, juga masalah lanjutan studi dan karir di dunia kerja yang beragam dan penuh persaingan.

    Banyak pemuda yang kembali dari medan perang untuk mengikuti wajib militer. Mereka harus berkeluarga, sehingga terjadi kelahiran bayi yang banyak (baby boom). Di samping itu untuk menghidupi keluarga, mereka harus memperoleh lapangan pekerjaan. Oleh karena itu diperlukan penelusuran bakat, kemampuan, minat, kepribadian, dan pelatihan kerja.

    Dalam pergerakannya Parson memberi bantuan terhadap para pemuda dalam bidang bimbingan pekerjaan dan bimbingan pendidikan, dengan jenis layanan antara lain: Menelusuri aspek-aspek internal di dalam diri klien, seperti minat, bakat, dan kemampuan Menelusuri aspek-aspek eksternal klien, seperti faktor sosial ekonomi, masalah keluarga, dan sebagainya.Menggali upaya-upaya pengembangan pendidikan dan karir klien ke masa depan dihubungkan dengan masalah lapangan kerja dan pendidikan yang tersedia melalui berbagai informasi.

    Pendekatan Parson disebut konseling “trait and factor atau yang berarti sifat-dan-faktor”; pendekatan umum ini juga disebut “pencocokan orang terhadap pekerjaan” dan “pencocokan terhadap-lingkungan.” Tujuannya adalah untuk mencocokkan individu (dengan set unik mereka sifat) untuk pekerjaan yang sesuai. Parsons menetapkan tujuan konseling karir sebagaimana berikut; Pertama, pemahaman yang jelas tentang diri Anda, bakat, kemampuan, kepentingan, sumber daya, keterbatasan dan kualitas lainnya. Kedua, pengetahuan tentang persyaratan dan kondisi sukses, keuntungan dan kerugian, kompensasi, peluang, dan prospek dalam baris yang berbeda dari pekerjaan. Ketiga, alasan yang benar pada hubungan dari kedua kelompok ini tentang fakta. Hal ini diharapkan siswa tau individu tersebut mampu memahami dirinya sendiri baik kelebihan dan kekurangannya dalam memilih dan memutuskan pilihan karirnya.

    Parsons (Thomason Timothy C, 1999) mengusulkan prinsip-prinsip  mengenai pengembangan karir:nLebih baik untuk memilih panggilan daripada sekedar “berburu pekerjaan.” Tidak ada yang harus memilih panggilan tanpa hati-hati menganalisis diri sendiri. Pemuda seharusnya memiliki survei besar bidang panggilan, dan tidak hanya drop ke posisi yang nyaman atau tidak disengaja. Nasihat ahli harus lebih baik dan lebih aman daripada tidak adanya itu. Meletakkannya di atas kertas tampaknya menjadi masalah sederhana, tapi itu adalah salah satu yang sangat penting.

    Teori Trait and Factors adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.

    Dalam intervensinya, biasanya Parson bertemu dengan siswa hanya sekali yang mungkin sulit untuk menentukan karir seseorang. Dalam pemecahan masalah karir, Parson menjelaskan tiga faktor kunci dalam membuat pilihan karir. Ketiga faktor kunci tersebut adalah:

Pemahaman yang jelas tentang dirinya sendiri (pengentahuan diri). Parson beralasan bahwa jika individu memiliki atribut ini, mereka tidak hanya akan membuat pilihan yang tepat bagi diri mereka sendiri tetapi juga fungsi produktif masyarakat akan lebih besar pada orang yang memiliki kecocokan pekerjaan. Prinsip dasar pertama dari model Parsons berkaitan dengan membantu individu memperoleh pengetahuan diri melalui pengukuran sifat dan faktor.

    Pengetahuan tentang syarat-syarat dan prospek di berbagai macam jalur pekerjaan (pengetahuan tentang pekerjaan). Prinsip dasar kedua dari model Parsons adalah pengetahuan pekerjaan. Sistem klasifikasi kerja dikembangkan untuk memfasilitasi penyimpanan dan pengambilan informasi tentang sifat dan karakteristik pekerjaan.

    Kemampuan untuk menarik hubungan antara keduanya (pengambilan keputusan karir). Proses berpikir seorang individu mengintegrasikan pengetahuan diri dan pengetahuan kerja untuk sampai pada pilihan pekerjaan dapat dilihat sebagai garis ketiga dari penyelidikan perkembangan karir.Model model keputusan karir dapat ditempuh melalui lima langkah menyeluruh, yaitu: 

(1) mendefinisikan masalah; 

(2) memahami penyebabnya;

 (3) merumuskan alternatif;

 (4) memprioritaskan alternatif dan tiba di pilihan pertama; 

(5) melaksanakan solusi dan mengevaluasi hasil (Peterson dkk., 2002).

    Jadi,langkah pertama menggunakan analisis diri;langkah yang kedua memanfaatkan informasi jabatan (vocational information); langkah yang ketiga menerapkan kemampuan untuk berpikir rasional guna menemukan kecocokan antara ciri-ciri kepribadian, yang mempunyai relevansi terhadap kesuksesan atau kegagalan suatu pekerjaan / jabatan, dengan tuntutan klasifikasi dan kesempatan yang terkandung dalam suatu pekerjaan atau jabatan.Dengan demikian, orang muda bukannya mencari pekerjaan demi asal punya pekerjaan (the hunt of a vocation).


    Kegiatan Parson mendapat dukungan dari Bread Winners Institute (BWI ) yang merupakan cabang dari Civic Service House ( CSH ) milik pemerintah. Kedua badan tersebut pulalah yang akhirnya mendorong Parson untuk mengembangkan sebuah lembaga yang memberikan layanan konseling individual yang bernama Vocational Bureau of Boston pada tahun 1908. Organisasi ini mempunyai kegiatan untuk mengumpulkan data tentang kemampuan dan minat kerja klien, untuk kemudian menghubungkannya dengan pilihan pekerjaan yang tersedia di lapangan. Selain itu, Parsons menggunakan Biro untuk melatih para muda agar menjadi konselor dan manajer di sekolah, perguruan tinggi, dan bisnis.

Aplikasi Teori Trait And Factors dalam Konseling

    Jika seorang konseli dengan bantuan dari konselor sudah mampu mengenali atau memahami dirinya sendiri, maka konseli tersebut tidak akan mengalami kesulitan dalam memilih karir yang sesuai dengan potensi atau kemampuan yang dimilikinya. Akan tetapi, pilihan karir tidak hanya ditentukan oleh sifat diri/dimensi kepribadian dari konseli melainkan konselor juga harus mampu memberikan data mengenai pengalaman kerja dan latar belakang individu (konseli) pada umumnya. Proses konseling menurut Williamson dan Darley (1937) dalam teori trait and factor ini dibagi ke dalam 5 tahapan, diantaranya:

Analisis, merupakan tahap yang terdiri dari pengumpulan data atau informasi dari konseli.

Sintesis, merupakan tahap merangkum dan mengatur data dari hasil analisis yang sedemikian rupa, sehingga akan menunjukkan bakat konseli, kemampuan serta kelemahannya, dan kemampuan dalam menyesuaikan diri.

Diagnosis, merupakan tahap untuk menemukan ketetapan dan pola yang mengarah pada permasalahan, sebab-sebab, serta sifat-sifat konseli yang relevan, dan akan berpengaruh pada proses penyesuaian diri.

Konseling, merupakan hubungan membantu konseli untuk menemukan sumber diri sendiri dan sumber di luar dirinya dalam upaya mencapai perkembangan dan

Evaluasi atau treatment, merupakan tindak lanjut dari proses konseling.

Konseling bertujuan untuk mengajak klien berpikir mengenai dirinya dan menemukan masalah dirinya serta mengembangkan cara-cara untuk keluar dari masalah tersebut. Untuk itu secara umum konseling trait and factor dimaksud untuk membantu klien mengalami:

1. Klarifikasi diri (self clarification)

2. Pemahaman diri (self understanding)

3. Penerimaan diri (self acceptance)

4. Pengarahan diri (self direction)

5. Aktualisasi diri (self actualization)

TEKNIK KONSELING TRAIT AND FACTOR

Dalam mengimplementasikan pemecahan masalah, Williamson dalam Fauzan (2004) mengemukakan 5 macam stategi atau teknik utama (major technique), yaitu:

1. Forcing Conformity (memaksa penyesuaian). Dipilih apabila lingkungan memang tidak dapat diubah. Seperti: siswa harus mau mengikuti atau menerima pelajaran dari guru matematika yang judes yang sebenarnya tidak disenangi siswa.

2. Changing the Environment (mengubah lingkungan), dipilih bila memang tidak memungkinkan, klien memiliki kekuatan atau kemampuan melakukannya. Lingkungan ini mencakup apa dan siapa. Contoh: ruang belajar yang semula menghadap jendela dan jalan raya dibalik menjadi membelakangi, tidak dapat konsentrasi belajar karena tiap belajar ada anak ramai diluar, maka anak-anak itu disuruh pindah atau diusir.

3. Selecting the Appropriate Environment (memilih lingkungan yang cocok). Contoh: ada beberapa tempat belajat yang dapat dimanfaatkan yaitu, di perpustakaan, di rumah sendiri, dan di rumah teman.

4. Learning Needed Skills (belajar keterampilan-keterampilan yang diperlukan). Contoh: belajar keterampilan bergaul, membuat paper, dan sebagainya.

5. Changing Attitute (mengubah sikap), sikap merupakan kecenderungan seseorang dalam menanggapi sesuatu, dan arahnya juga pada siapa dan pada apa. Beberapa sikap diri perlu diubah kalau memang tidak menguntungkan, misalnya sikap segan untuk bertanya.


KEKUATAN DAN KELEMAHAN TEORI TRAIT DAN FAKTOR

    Namun prosedur yang digunakan oleh Frank Parsons untuk menemukan fakta dalam rangka langkah kerja yang pertama dan yang kedua ternyata tidak seluruhnya dapat dipertanggungjawabkan dari segi analisis psikologi dan sosial secar ilmiah. Corak konseling yang berpegang pada teori Trait and Factor berkembang dalam rangka konsepsi aliran Konseling Klinikal. Oleh karena itu, pendekatan konseling Trait-Factor dalam beberapa buku dinamakan Konseling Klinikal.

Kelebihan Teori Trait And Factor, Yaitu:

1. Pemusatan pada klien dan bukan pada konselor

2. Identifikasi dan hubungan konseli sebagai wahana utama dalam mengubah kepribadian

3. Lebih menekankan pada sikap konselor daripada teknik

4.     Memberikan kemungkinan untuk melakukan penelitian dan penemuan kuanitatif

5. Penekanan emosi, perasaan dan afektif dalam konseling

Kelemahan Teori Trait And Factor, Yaitu:

1. Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana

2. Terlalu menekankan aspek afektif emosional, perasaan sebagai penentu perilaku tetapi melupakan factor intelektual, kognitif dan rasional

3. Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori

4. Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai individu

5. Sulit bagi konselor untuk bersikap netral dalam situasi hubungan interpersonal.


HASIL

    Teori trait and factor  yang menarik dalam kesederhanaan dan kepraktisan. Sifat-sifat seperti minat dan kemampuan yang dianggap sebagian besar dipelajari daripada bawaan, dan mereka dapat berubah dari waktu ke waktu sebagai pembelajaran baru terjadi sewaktu-waktu. Namun, ciri-ciri yang paling menarik bagi konselor kejuruan tampaknya menjadi relatif stabil (Brown dalam Thomason Timothy C, 1999). Hal ini diakui bahwa pengujian dapat bantuan besar, tetapi tidak cukup dalam dirinya sendiri untuk memprediksi apakah individu-individu tertentu akan berhasil dalam pekerjaan tertentu. Karena teori sifat-dan-faktor mengasumsikan bahwa ada pekerjaan yang ideal untuk setiap orang, satu kritikan bahwa pandangan ini terlalu optimis. Meskipun mungkin ada pekerjaan di tempat yang hampir setiap orang berpotensi melakukan, ada banyak faktor lain yang membatasi pilihan masyarakat. Dengan demikian, teori ini bisa dituduh mengabaikan pentingnya faktor-faktor seperti pilihan geografis, cacat, tingkat pekerjaan dan gaji, nilai-nilai pribadi dan kebutuhan, dan sebagainya (Thomason Timothy C, 1999).

    Pendekatan ini terlalu menekankan pentingnya penilaian individu. Sementara penilaian yang akurat dan kepekaan adalah penting, itu hanya salah satu bagian dari proses konseling karir. Pendekatan ini juga telah dikritik karena mengabaikan pentingnya gender dan etnis dalam pilihan karir. Karena pendekatan ini menekankan penilaian pribadi, perawatan perlu dilakukan untuk menghindari bias. Oleh karena itu, teori ini digunakan sebagai alat ukur terhadap siswa sebelum memilih pekerjaan. Adapun keputusan pekerjaan yang akan diambil sepenuhnya diserahkan pada siswa.

KESIMPULAN

    Teori sifat-dan-faktor Parson pendukung analisis pribadi, analisis jabatan, dan pencocokan melalui pemikiran rasional sebagai dasar pengambilan pilihan pekerjaan. Orang pertama harus memahami atribut pribadi mereka, termasuk kekuatan dan kelemahan mereka. Kemudian mereka harus mendapatkan informasi. Pada kondisi untuk sukses dalam berbagai pekerjaan. Akhirnya, mereka membuat pilihan yang rasional karir berdasarkan semua informasi yang tersedia. Pada dasarnya teori ini adalah adanya testing sebagai alat ukur kemampuan siswa yang kemudian diarahkan untuk mengambil pekerjaan tersebut. Testing yang dilakukan melalui berbagai macam cara baik tes psikologi, tes wawancara dan lainnya.

    Gerakan bimbingan pekerjaan yang dipelopori Parsons ini mencapai gema di tingkat nasional dan dikenal luas manfaatnya setelah diadakannya Konferensi Nasional I yang disponsori oleh BCC (Boston Chamber of Commerce) pada bulan Maret 1910. Pada tahun 1913 berdiri asosiasi pertama yang berfungsi sebagai wadah bagi kegiatan bimbingan dan konseling, yaitu The National Vocational Guidance Association ( NVGA).Organisasi ini juga merupakan perkumpulan bagi orang-orang yang berminat dalam vokasional. Tujuan badan ini adalah:

1. Memperbaiki pilihan pekerjaan dari generasi muda setelah mereka diberi bimbingan

2. Mendekatkan kemampuan dan minat kerja dengan pilihan pekerjaan yang tepat

3. Menjadikan bimbingan pekerjaan sebagai wahana layanan profesional yang membutuhkan berbagai ahli termasuk ekonomi, hukum, dan ilmu sosial

    Frank Parson dikenal sebagai “Father of the Guidance Movement in American Education.” Parson mencetuskan teori “Trait dan Factors” yang kemudian dikembangkan lagi oleh beberapa penerusnya, yaitu E.G. Williamson. Teori Trait and Factors adalah pandangan yang mengatakan bahwa kepribadian seseorang dapat dilukiskan dengan mengidentifikasikan sejumlah ciri, sejauh tampak dari hasil testing psikologis yang mengukur masing-masing dimensi kepribadian itu.

    Dalam pemecahan masalah karir, Parson menjelaskan tiga faktor kunci dalam membuat pilihan karir. Ketiga faktor kunci tersebut adalah pengetahuan diri, pengetahuan pekerjaan dan kemampuan untuk menarik hubungan antara keduanya.

    Pendekatan tarit and faktor beransumsi bahwa perilaku manusia dapat di susun dan diukur sepanjang kontium dari trait atau faktor terdefinisikan. Pendekatan ini juga memiliki konsep dasar meliputi pembahasan tentang hakikat manusia, konsep inti, dan konsep utama. Selain itu, pendekatan ini memiliki tolak ukur tersendiri tentang perilaku yang bermasalah bagi seorang siswa. Yakni siswa yang bergantung kepada orang lain, konflik yang terjadi dalam dirinya, kurangnya kepercayaan diri dan lain sebagainya. Karena pendekatan ini orientasinya lebih pada keterampilan yang dimiliki konselor, maka ada beberapa teknik yang harus dikuasai oleh konselor. Misalnya teknik forcing conformity, chaging environment, changing attitude, dan lain sebagainya. Penguasaan teknik ini agar tercapainya tujuan-tujuan dari pendekatan trait and factor melalui sebuah prosedur yang baku seperti analisis, sintesis, diagnosis, prognosis, treatment, dan follow up.



DAFTAR PUSTAKA

Khoerul ,A.2017.trait and factor

Kidd, Jennifer M. (1996). The career counselling interview. In: Watts, A.G. and Law, B. and Killeen, J. and Kidd, Jennifer M. And Hawthorn, R. (eds.) Rethinking Careers Education and Guidance:Theory, Policy and Practice. London: Routledge.

Lawca bill. (2010). building on what we know career learning theory. the original article. v Bill Law (1992, 2010) career-learning theory in A G Watts, Bill Law, John Killeen, Jennifer M Kidd and Ruth Hawthorn Rethinking Careers Education and Guidance – Theory, Policy and Practice London: Routledge.

The United Nations Educational Scientific and Cultural Organization. ( 2002). Handbook on career counselling. Paris: United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.

Thomason Timothy C. (1999). Basics of Career Development. Arizona:  Institute for Human Development University Affiliated Program Northern Arizona University.

Fauzan, L. (2004). Pendekatan Pendekatan Konseling Individual. Malang: Elang Mas.

Gladding, S. T. (2015). Konseling Profesi yang Menyeluruh Edisi Keenam. Jakarta: PT Indeks.

Latipun. (2001). Psikologi Konseling. Malang: Universitas MUhammadiyah Malang Press.

Munandir. (1996). Program Bimbingan Karier di Sekolah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Robert Nathan, L. H. (2012). Konseling Karier Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

W.S. Winkel, M. S. (2004). BImbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Williamson, E. (1965). Vocational Counseling: Some Historical, Philosophical, and Theoretical Perspectives. New York: McGraw-Hill.

Fauzan, Lutfi dan Suliono. 1991/1992. Konseling Individu Trait and Factor. DEPDIKBUD : Malang

Surya, Mohamad. 2003. Teori-Toeri Konseling. Bandung : CV. Pustaka Bani Quraisy

http://www.dickwhitney.net/FrankParsonsSouthbridgeConnection.pdf


Komentar

Postingan populer dari blog ini

UTS BK KARIR M. ICHSAN RINALDI