UTS BK Karir-Putri Afiyah Salsabila-11931510008
[TEORI TRAIT AND FACTOR & TEORI
MYERS BRIGSS TYPE INDICATOR]
TEORI-TEORI SEBAGAI SOLUSI ATAS PERMASALAHAN KARIR SISWA SMA
Putri Afiyah Salsabila (1193151008)
BK Reguler A 2019
A. TEORI TRAIT AND FACTOR
Menurut
teori Trait and Factor kepribadian
merupakan suatu sistem sifat atau faktor yang saling berkaitan satu dengan
lainnya seperti kecakapan, minat, sikap dan tempramen. Hal yang mendasar bagi
konseling Trait and Factor adalah
asumsi bahwa individu berusaha untuk menggunakan pemahaman diri dan mengetahui
kecapakan dirinya sebagai dasar bagi pengembangan potensinya. Pencapaian
penemuan diri menghasilkan kepuasan intrinsic dan memperkuat usaha untuk
mewujudkan diri.
Tugas
konseling Trait and Factor menurut
Shertzer dan Stone adalah membantu individu dalam memperoleh kemajuan memahami
dan megelola diri dengan cara membantunya menilai kekuatan dan kelemahan diri
dalam kaitan dengan tujuan perubahan kemauan tujuan-tujuan hidup dan karir.
Winkel
(2010: 407), istilah konseling Trait and
Factor dapat dideskripsikan sebagai corak konselng yang menekankan
pemahaman diri melalui testing psikologis dan penerapan pemahaman itu dalam
memecahkan beraneka masalah yang dihadapi, terutama yang menyangkut pilihan
program studi/bidang pekerjaan.
Berikut
ini adalah kelebihan dan kelemahan dari teori Trait and Factor menurut Gudnanto (2012: FKIP UMK).
1. Kelebihan
Teori Trait and Factor
- Corak konseling karir ini lebih sering diterapkan pada masalah berkaitan dengan pilihann bidang studi/bidang pekerjaan dalam institusi pendidikan/
- Mengungkapkan data keterangan tentang potensi yang dimiliki individu dengan berbagai instrument tes sehingga data yang didapat cukup valid.
- Individu akan mendapat informasi tentang suatu pekerjaan.
- Pemusatan pada klien bukan pada konselor.
2. Kelemahan Teori Trait and Factor
- Banyak ahli yang menanyakan bagaimana “bagi setiap orang hanya terdapat satu jabatan yang cocok baginya” sehingga akan timbul kesulitan pada individu tersebtu seandainya pekerjaan tersebut tidak diperoleh.
- Sulit dterapkan disekolah bila tidak memiliki instrument pengumpulan datanya.
- Penggunaan informasi untuk membantu klien tidak sesuai dengan teori.
- Konseling terpusat pada pribadi dan dianggap sederhana.
- Tujuan untuk sikap klien yaitu memaksimalkan diri dirasa terlalu luas dan umum sehingga sulit menilai individu.
1. Kasus
(Permasalahan)
Seorang siswa SMA kelas XII sedang kebingungan untuk memilih universitas dan jurusan yang ia inginkan. Ia bingung karena ‘bentrok’ dengan keinginan kedua orangtuanya. Orangtua siswa tersebut berpikir bahwa universitas dan jurusan pilihannya lebih baik untuk masa depan, dibandingkan dengan pilihan siswa tersebut.
2. Solusi
Pada
kasus ini, klien (siswa) dihadapkan pada pilihan dirinya sendiri dan pilihan
kedua orangtuanya. Hingga akhirnya klien tidak membuat pilihan apapun karena
merasa kebingungan. Klien diberikan teknik pemahaman diri untuk membantu klien
memahami dirinya sendiri dan juga mengetahui apa kelemahan dan kelebihan
dirinya. Hal ini dilakukan dengan cara memberikan tes untuk mengumpulkan data
mengenai taraf intelegensi, minat-bakat melalui tes psikologis.
Pada
tes ini akan memberikan hasil yang dimana akan menunjukan taraf intelegensi,
minat-bakat serta kelemahan dan kelebihan klien. Setelah tahap ini, akan
dilihat lagi manakah universitas dan jurusan yang sesuai dengan taraf
intelegensi dan minat–bakat yang dimiliki oleh klien. Kemudian klien akan
memustuskan pilihannya. Karena pada akhirnya, keputusan kembali lagi kepada
klien.
Dalam menjalankan suatu kegiatan harus di dukung dengan sesuatu yang kita yakini dan senangi. Agar kegiatan tersebut dapat dilaksanakan dengan baik dan juga senang hati. Ketika pilihan yang diambil karena terpaksa akan mengakibatkan aura negatif dalam menjalankan kegiatan tersebut dan juga akan menjalankan kegiatan dengan setengah hati. Maka, dari itu, untuk membuat keputusan harus dilakukan dengan matang dan juga baik.
B.
TEORI
MYERS-BRIGGS TYPE INDICATOR
Myers-Briggs
Type Indicator (MBTI) merupakan sebuah instrument untuk menggambarkan perbedaan
mendasar perilaku manusia yang sehat dan normal. Instrumen ini dibuat berdasar
teori tipologi dari Jung yang berpendapat bahwa ada 4 fungsi psikologis
mendasar pada manusia dalam berhubungan dengan dunia sekittarnya, yaitu:
sensasi, intuisi, perasaan dan pemikiran.
Pengembangan
intrumen MBTI didasarkan pada perilaku sehari-hari manusia yang memiliki pola
yang sama. Sebuah perilaku, tidaklah muncul secara acak, namun cenderung
berulang dan berkaitan dengan perilaku sebelumnya sehingga pada dasarnya
perilaku manusia dapat diramalkan. Perilaku sehari-hari tersebut senantiasa terkait
dengan fungsi psikologis mendasar sebagaimana dijelaskan oleh Jung. Fungsi
psikologis yang mendasar inilah selanjutnya digunakan sebagai indicator pengembangan
instrument MBTI.
MBTI
dibuat dengan merujuk pada teori kepribadian dari Carl Gustav Jung. Inventori
ini pertama kali dikenalkan oleh Katherina Cook Briggs dan Isabel Briggs Myers.
MBTI analisisnya menggambarkan 16 tipe kepribadian, saran pengembangan, karir
yang cocok untuk ditekuni dan pasangan tipe kepribadian yang cocok. MBTI
dibangun berdasarkan 4 dimensi yang disusun berlawanan dan kecenderungan sifat
dasar manusia, yaitu:
1) Extrovert (E) vs Introvert (I)
2) Sensing (S) vs Intuition (N)
3) Thinking (T) vs Feeling (F)
4) Judging (J) vs Perceiving (P)
Berdasarkan
pada dimensi dasar tersebut, akan dihasilkan 16 Tipe Kepribadian manusia yang
merupakan kombinasi dari 4 dimensi dasar. Beberapa contoh kombinasi TIpe
Kepribadian berdasarkan MBTI adalah ESTJ (Extrovert,
Sensing, Thinking, Judging), ENTJ (Extrovert,
Intuition, Thinking, Judging), ESFJ (Extrovert,
Sensing, Feeling, Judging) dan seterusnya.
Berikut
ini adalah kelebihan dan kelemahan dari Teori Myers-Briggs Type Indicator.
1. Kelebihan Teori Myers-Briggs Type Indicator
- Hasil dari MBTI tidak bersifat menilai sehingga tidak ada yang baik dan buruk, benar dan salah.
- Skala ini memperhatikan fungsi dasar manusia, yang selalu ada di perilaku manusia, sehingga sangat bermanfaat untuk digunakan dalam hidup sehari-hari.
- Deskripsi tipe-tipe ini dan teori sebenarnya dapat dijelaskan dalam kerangka perkembaangan menusia seumur hidupnya.
- Teori Myers-Briggs kurang memperhatikan adanya perbedaan individu sehingga akan mempengaruhi hasil tes MBTI.
- Walaupun teori ini bertahan lama, namun validalitas dari tes MBTI masih perlu dipertanyakan.
- Hasil dari tes MBTI bersifat statis, hanya berorientasi pada hasil dari tes MBTI.
Berikut
ini adalah contoh kasus dan solusi yang muncul dalam karir berdasarkan teori Myers-Briggs Type Indicator.
1. Kasus
(Permasalahan)
Seorang siswa kelas XII yang belum bisa menentukan harus kemana ia setelah lulus sekolah. Ia belum mengetahui dengan pasti kemampuan dan minat-bakat yang ia miliki. Hal ini pula menyebabkan ia ragu-ragu dalam mengambil keputusan yang akan ia pilih.
2. Solusi
Dalam
MBTI, klien bisa melaksanakan tes untuk memperlihakan Tipe Kepribadian apa yang
ia miliki. Ada beberapa tipe kepribadian menurut Myers-Briggs dalam 4 dimensi,
yaitu: 1) Extrovert dan Introvert (pemusatan perhatian pada
dunia luar ataupun dunia dalam), 2) Sensing
dan Intuition (perolehan
informasi dari pancaindra atau secara tidak langsung dari alam bawah sadar), 3)
Thinking dan Feeling (untuk mendapatkan keputusan) dan 4) Judging dan Perceiving (cara
menilai dan bersikap).
Dari
beberapa Tipe Kepribadian yang dipaparkan diatas, kita dapat melihat dan
mengetahui bagaimana seorang klien dapat mengambil keputusan untuk hidupnya. Tipe
Kepribadian diatas bisa menjadi tolak ukur untuk Guru BK membantu siswa
tersebut dalam menentukan jurusan atau pilihan karir apa yang cocok dan sesuai
dengan kepribadiannya.
Setelah diketahui apa tipe
kepribadian yang dimiliki oleh siswa tersebut, maka ia dapat mengetahui dan
mencari tahu jurusan apa yang cocok dengan kepribadiannya. Dengan itu, ia tidak
akan ragu lagi dalam pengembilan keputusan untuk melanjutkan kemana setelah ia
lulus sekolah.
REFERENSI
Afandi, Muslim.
2008. Teori Trait dan Factor (Analisis dalam Layanan Bimbinngan Konseling). Jurnal Sosial Budaya. 5(1). 38-49.
Tarwadi, Iwan, Dyah Ristiyani,
Repdalini. “Pendekatan
Konseling Trait and Factor”. 5 November 2020. https://binham.wordpress.com/2012/06/18/pendekatan-konseling-trait-and-factor/
A Setiawati, Farida, dkk. 2015. Implementasi MBTI untuk
Pengembangan Karir Mahasiswa: Studi Perbedaan Tipe Kepribadian pada Mahasiswa
Bimbingan Konseling. Jurnal Penelitian
Ilmu Pendidikan. 8(2). 39-101.
Amaliyah, Mely, Fiftin Noviyanto.
2013. Aplikasi Tes Kepribadian untuk Penempatan Karyawan Menggunakan Metode
MBTI (Myers-Briggs Type Indicator)
Berbasis Web (Setudi Kasus: PT. Winata Putra Mandiri). Jurnal Sarjana Teknik Informatika. 1(2). 607-616.



Komentar
Posting Komentar